Jumat, 15 Maret 2013
Semua Tentangmu..
Ini adalah kesekian kalinya aku menuliskan hal yang belum tentu menarik untuk kau baca. Hanya saja, aku sangat cinta untuk menulisnya. Aku tau, bukan aku yang kau cinta, bukan aku wanita yang hadir dalam setiap kesempatan untukmu melamunkannya.
Aku yakin bukan hanya aku yang mencintai untaian aksara manis, tapi kau pun juga.
Jujur saja, ingin aku ungkapkan bahwa aku mencintaimu. Namun, aku tak cukup kekuatan untuk mengatakannya. Jelas saja, hingga kini hanya tulisan ini yang mungkin bosan mendengarkan aku yang selalu menceritakan perangaimu. Aku takkan kuasa menuliskan namamu disini.
Ohh cinta, terlalu besar kekuatan dalam dirimu. Hingga aku tak mampu menulis namamu, bahkan hanya namamu. Bagaimana jika aku memasang fotomu disini? Sungguh tak terbayang olehku.
Aku memang mencintaimu, namun aku sadar ALLAH lebih mencintaimu. Aku berserah hanya kepada-Nya. Entah siapa wanita yang telah Dia ciptakan untukmu.
Disini, di ruang ini. Aku tetap menyendiri seperti biasanya. Bersembunyi hanya untuk merangkai bait demi bait dari setiap huruf yang ku tulis, tentu saja semua tentangmu.
Aku tidak pandai melukis, hingga aku tak mampu menggambarkan betapa indah dirimu.
Ingin rasanya aku kembali saat pertama aku mengenalmu. Dimana hanya ada kata ‘kita’, tidak ada ‘dia’ apalagi ‘mereka’. Benar, hanya ada kata ‘KITA’..
Kembali saat aku mengingat kalimatmu, tawamu, candamu, senyummu. Meski aku tuli! Aku tak dapat mendengar semua itu. Namun aku tidak buta! Aku dapat melihat semuanya, bahkan tergambar jelas. Sungguh sosok yang menyenangkan.
Namun, aku mencarimu. Apa kau juga mencariku? Aku tidak tahu..
Aku hanya bisa kembali mengingat masa itu.. Yaa! ‘masa itu’..
Masa dimana aku selalu menunggumu, hingga aku benar-benar bertatap dalam dunia nyata. Hingga aku benar-benar merasakan betapa manis senyummu.
Entah, apakah kenangan itu masih melekat padamu atau tidak. Aku tidak tahu.
Bisakah aku kembali ke masa itu? Ohh tidak! Waktu itu berjalan perlahan bahkan merangkak. Tak dapat aku memundurkannya apalagi memajukannya.
Bersabarlah wahai diriku yang akan tetap menanti..
Aku mendapati tatapan mata itu yang bahkan aku tak berani tuk melihatnya.
Aku takut cinta! Aku takut perasaan ini semakin jauh terhanyut hingga aku tenggelam. Aku tak bisa berenang dalam lautan perasaan ini, apalagi menyelaminya semakin dalam. Karena pada akhirnya aku akan kehilangan kekuatan dan mati..
Hingga sampai saat ini, aku masih memikirkanmu. Mengapa kehadiranmu tergambar jelas?
Catatanmu, catatanku..
Aksaramu, aksaraku..
Sajakmu, sajakku..
Aku masih menulis semua tentangmu. Bagaimana denganmu? Apa wanitamu tengah tersenyum membaca syairmu yang melukiskan indah dirinya? Aku harap begitu..
Jujur, aku mengharapkanmu. Namun, jika ada kata yang lebih indah, mungkin itu adalah ‘teman’..
Aku menghargaimu, apapun predikatmu..
Tapi aku tetap berharap, akulah sebagian dari tulang rusukmu yang hilang..
Entah apakah catatan di Lauhul Mahfudz sejalan denganku..
“Senyummu lebih indah dari lengkungan bulan sabit..
Wajahmu lebih hangat dari siraman cahaya mentari pagi..
Matamu lebih teduh dari rimbunan pepohonan rindang..
Suaramu lebih merdu dari ribuan burung-burung bersahutan kala matahari menyinarinya..
Ucapanmu lebih menenangkan dari suara air mengalir diantara sepi yang mengikat..
Perangaimu lebih dingin dari embun pagi yang bertaburan..”
Diamku adalah cinta mengandung banyak makna, entah seperti apa kau mengartikannya. Ada kecemburuan dan rasa sayang yang hangat didalamnya…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar